Agustus 05, 2007

Persoalan Amanah

Syariat Islam memberikan perhatian yang besar terhadap masalah amanah, mengangkat persoalan orang-orang yang menghiasi akhlaqnya dengan sifat amanah, di dunia dan akhirat.

Nash-Nash Al Qur'an Tentang Persoalan Amanah

1. "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya." (An Nisa : 58).

2. "Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah, Rabb-Nya." (Al Baqarah : 283).

3. "Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung; semuanya enggan untuk memikul amanat dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, lalu dipikullah manah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim dan amat bodoh." (Al Ahzab : 72)

4. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." (Al Anfal : 27).

5. "Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya." (Al Mukminuun : 8).


Nash-Nash Hadits Tentang Persoalan Amanah

1. Dari Abu Musa r.a dari Nabi Shallalahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda : Bendahara muslim yang memiliki sifat amanah membayarkan dengan senang hati sejumlah harta yang telah diperintahkan (tuannya) kepada orang yang telah ditentukan, (perbuatannya itu sama pahalanya dengan) orang yang memberi shadaqah."

2. Dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi Shallalhu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda: "Tunaikanlah amanat kepada orang yang mempercayakan kepadamu dan janganlah kamu mengkhianati orang yang mengkhianatimu." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

3. Dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi Shalllahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Tanda orang munafiq itu ada tiga, yaitu: apabila berbicara berdusta, apabila berjanji menyalahi, dan apabila dipercaya, berkhianat." Dalam riwayat lain, "Sekalipun ia melakukan shaum, shalat dan mengaku sebagai seorang muslim."

4. Dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam, bersabda, "Orang yang dimintai pendapat adalah orang yang memperoleh amanat." (HR.Tirmidzi).

5. Dari Jabur bin Abdillah r.a, dari Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda: "Apabila seseorang menceritakan suatu cerita, kemudian menengok (ke kanan dan ke kiri), perkataan itu adalah amanat." (HR. Tirmidzi).


Manfaaat yang Diperoleh dari Nash-Nash tentang Amanah

Nash-nash yang berkenaan dengan persoalan amanah, mengandung kesimpulan antara lain :

1. Amanat adalah sesuatu yang tersembunyi dan tidak diketahui oleh orang. Sesuatu yang paling patut untuk dipelihara adalah sesuatu yang paling tersembunyi.

2. Amanat ada dua macam : Pertama, hak-hak Allah atas hamba-Nya dan hak-hak tersebut tidak diketahui oleh mereka. Kedua, hak di antara sesama hamba, yang dipercayakan kepada mereka tanpa diketahui secara jelas.

3. Amanat diambil dari kata Alamnu (aman) karena amanat aman dari penolakan hak.

4. Amanat mencakup seluruh aspek Din; ibadah dan muamalah.

5. Faktor penyerahan amanat adalah kepercayaan seseorang diberi amanat, karena ia dipercaya oleh pemberi amanat. Karenanya, ia tidak boleh mengkhianati pemberi amanat.

6. Penerima amanat wajib menunaikan amanat; JIka tidak, pada hari kiamat ia akan disiksa karenanya.

7. Orang yang memiliki potensi dan sifat amanah paling berhak untuk dikontrak.

8. Yang dimaksud dengan potensi adalah kemampuan dalam bekerja. Kemampuan tersebut berbeda-beda sesuai dengan jenis pekerjaannya.

9. Suatu pekerjaan akan cacat jika pelakunya tidak memiliki kemampuan dan sifat amanah, atau tidak memiliki salah satunya.

10. Menjaga amanat dan janji merupakan sifat utama orang-orang mukmin. Dengan kedua sifat ini, mereka memperoleh keberuntungan.

11. Orang yang diutus oleh penguasa Muslim kepada orang-orang non muslim untuk melaksanakan suatu tugas, kemudian ketika mereka meminta nasihat kepadanya tentang hal yang harus merepa perbuat, dia memberi nasihat yang menyalahi tugasnya, maka ia telah mengkhianati amanat.

12. Amanah itu merupakan sifat seluruh nabi dan rasul, mereka adalah suri teladan umat dalam kebaikan.

13. Orang yang prestasinya tidak diketahui oleh orang lain, ia boleh memuji dirinya dengan menyebutkan kelebihan yang dimiliki dan boleh meminta pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya.

14. Bendahara yang terpercaya (memiliki sifat amanah) memperoleh pahala seperti pahala orang yang bershadaqah.

15. Keutamaan bagi akuntan yang dapat memelihara amanat, termasuk juga pekerja dalam instansi pemerintah maupun perusahaan-perusahaan; dan direktur jawatan pemerintah.

16. Amanat itu selamanya tidak boleh dikhianati, dalam hal ini tidak ada pengecualian "Janganlah kamu mengkhianati orang yang mengkhianatimu."

17. Amanat itu termasuk tanda iman, dan khianat termasuk tanda munafiq.

18. Amanat dan rahim berdiri bersebelahan di kedua sisi shirath untuk menuntut hak keduanya.

19. Tidak ada iman bagi orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatannya.

20. Sifat amanah banyak dimiliki oleh generasi pertama (kelompok sahabat dan tabiin), dan sedang generasi akhir jarang yang memilikinya.

21. Abu Ubaidah Ibnul Jarrah memiliki keistimewaan dibandingkan sahabat yang lain, karena sifat amanahnya.

22. Menyerahkan suatu urusan kepada yang bukan ahlinya termasuk menyia-nyiakan amanat. Hal demikian dapat terjadi manakala kejahilan sudah merajalela dan ilmu syar'i dicabut; Inilah salah satu tanda-tanda akan datangnya hari kiamat.

23. Bila seseorang dimintai pendapat berarti dia dipercaya, karena itu dia tidak boleh mengkianati orang yang meminta pendapatnya dengan cara menyembunyikan kemaslahatannya. Demikian pulan, seseorang tidak boleh meminta nasihat kepada orang yang tidak amanah, seperti orang kafir dan orang durhaka, yaitu dengan menjadikan mereka sebagai penasehat.





Sumber : Kitab "Amanah dalam Manajemen", Mahdi bin Ibrahim bin Muhammad Mubjir

Tidak ada komentar: