Januari 31, 2008

Pedoman memilih harakah Islam

Berikut ini tulisan yang mudah-mudahan membuka hati kita dalam memilih aktivitas Islam.
Pertama : Ghayah Ghayah adalah tujuan, baik tujuan utama maupun tujuan antara. Ghayah sebuah harakah harus terbutki semata hanya untuk Allah Subhanahu Wata`ala semata. Bukan untuk kepentingan terbatas atau tujuan duniawi semata. Tetapi untuk mendapatkan ridha Allah SWT dengan menegakkan syariat-Nya.
Kedua : Fikrah Wa Syariah Konsep pemikirannya yang harus selaras dengan realitas dan idealisme Islam itu sendiri. Harakah Islam yang menjadi pilihan tidak mungkin mengambil sistem pemikiran kapitalis, sosialis atau pun sekuleris dalam fikrahnya. Juga tidak mudah terkecoh dengan pemikiran oreintalis yang suka meracuni fikrah. Sebaliknya harakah itu haruslah komitmen untuk menerapkan syariat Islam pada setiap individu dan anggotanya, sebab tujuan akhirnya adalah penegakan syariah Allah Subhanahu Wata`ala di muka bumi.
Ketiga : Manhaj Manhaj adalah sistem dasar pergerakan yang harus mengacu kepada sistem dasar pergerakan dengan pola gerakan dakwah Rasulullah SAW. Pola ini dipahami secara cerdas dan manhaji sesuai dengan kaidah-kaidah yang lurus yang terjabarkan dalam fiqhus sirah dan fiqhul harakah.
Keempat : Akhlaq Yaitu masalah akhlaq dan adab berharakah. Sebuah pergerakan harus punya akhlaq mulia, mampu membina dengan budi yang luhur dan pendekatan yang penuh hikmah dan mau`izhah hasanah. Pandai menempatkan diri di tengah komunitas muslim yang beragama sehingga bisa dengan mudah diterima kehadirannya oleh semua pihak. Tidak mudah melemparkan tuduhan kepada sesama muslim, apalagi fitnah keji tanpa konfirmasi. Sebab tanpa akhlaq, harakah menjadi eksklusif dan cenderung ditakuti dan dijauhi umat.
Kelima : Syumuliyah Maksunya adalah luasnya ruang lingkup dan cakupan kerja harakah itu yang tidak bersifat parsial mementingkan satu sisi dengan meninggalkan sisi lainnya. Sebab Islam itu selain agama juga negara. Maka membuat harakah yang sepotong-sepotong perhatiannya pada suatu masalah hanya akan membuat orang memahami Islam menjadi sepotong-sepotong juga.
Keenam : Syuro Harakah itu harus dipimpin, dimanage dan diarahkan oleh sebuah sistem syuro yang efektif, aspiratif, komunikatif dan elastis. Isinya haruslah terdiri dari orang-orang yang ahli dibidangnya serta mampu berpikir yang menyeluruh namun up to date, sehingga bisa mengantisipasi perubahan zaman yang seringkali bergerak lebih cepat dengan kebijakan yang tepat dan bisa dipertanggung-jawabkan.
Ketujuh : Quwwatun Nasyr wal Bina` wa Tanmiyatil Kafa`ah Yaitu kemampuan untuk menyebarkan fikrahnya kepada khalayak luas dan diikuti dengan pembinaannya sampai memilik jumlah kader yang besar dan berkualitas. Juga diikuti dengan pengembangan sumber daya manusianya. Tiga langkah ini tidak mungkin ditinggalkan, sebab satu dengan lainnya akan terkait dengan erat. Harakah yang tidak bisa menyebarkan fikrahnya pastilah tidak akan berkembang. Sebaliknya, punya banyak pengikut tapi tidak mampu membina, hanya akan melahirkan kumpulan
massa yang cair. Dan bila tidak mampu mengembangkan sumber daya manusia yang dimiliki, harakah ini akan dipenuhi dengan orang-orang yang kurang produktif sehingga malah akan membebani harakah itu sendiri. Maka pengembangan potensi SDM menjadi sesuatu yang mutlak buat sebuah harakan yang besar agar terjadi diverensiasi kerja dan akfititas.
Kedelapan : At-Tanzhim Al-Matien Yaitu struktur internal yang solid. Sebab harakah yang punya pengikut banyak tapi tidak tertata rapi bisa dengan mudah diruntuhkan atau disusupi oleh lawan. Angka pendukung yang banyak tidak akan membuat lawan menjadi takut, sebaliknya malah akan menjadi bulan-bulanan bahkan akan dimanfaatkan untuk kepentingan lawan. Sebaliknya, bila semua pendukung itu terbina dengan baik dan terstruktur dengan rapi, akan menjadi sebuah kekuatan yang efektif dan tentu saja amat ditakuti lawan.
Kesembilan : At-Tadarruj fil Khutuwath Yaitu kemampuan membuat fase-fase langkah dan kebijakan yang tepat sesuai dengan waktu dan kondisi realitas lapangan. Tentu saja dengan membuat skala prioritas berdasarkan kajian yang ilmiyah serta pandangan yang mendalam dari para pengamat dan ahli di bidangnya. Langkah yang melompat terlalu jauh dengan memaksakan kemampuan tidak akan menghasilkan sesuatu yang permanen. Dan langkah yang tidak teratur justru akan membuat kebijakan harakah menjadi semerawut serta membingungkan pengikutnya.
Kesepuluh : Intima` Yaitu komitmen harakah itu yang harus terbukti selalu setia mengacu kepada kepentingan Islam. Sebab harakah yang terbukti tidak punya komitmen pada garis perjuangannya, akan ditinggalkan oleh umat

1 komentar:

hengky mengatakan...

aslmkm.akh ane hengky.dari amikom TI/07.ANE ADA pertanyaan neh. menurut antum harakah mana yang sudah memenuhi 10 kriteria tersebut ?apakah salafi,JT,HT,JIM,Tarbiyah atw yg lain ???
Why ???

salam kenal :

hengky irawan "UKI JASHTIS"
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA